Minggu, 05 Februari 2017

Bioteknologi Konvensional dan Modern



Name : Veronica Kristiasie
Class : IX - 3

Bioteknologi Konvensional
1.       Tempe
Mikroorganisme yang berperan : Rhizopus stoloniferus.
            Cara pembuatan :
·         Perendaman Kacang kedelai direndam dalam air mengalir ± 8 jam agar kulitnya mudah lepas
·         Pelepasan Kulit
Tujuannya agar ragi dapat tumbuh dengan baik karena mendapat makanan yang cukup.
·         Perebusan
Tujuannya agar kedelai lebih mudah dicerna, mempermudah pertumbuhan ragi, menghilangkan bau dan menambah cita rasa.
·         Pengeringan
Setelah direbus, kedelai didinginkan dan ditiriskan sampai permukaan menjadi kering agar terhindar dari pertumbuhan mikroba yang tidak dikehendaki.
·         Pemberian Ragi
kedelai ditaburi dengan ragi kemudian diaduk-aduk sampai benar-benar rata.
·         Pembungkusan
Campuran kedelai dan ragi dibungkus dengan daun pisang atau plastic yang berlobang-lobang dalam bentuk dan ukuran tertentu sesuai selera masing-masing.
·         Pemeraman
bungkusan-bungkusan tersebut kemudian disimpan pada suhu 30oC selama 24 jam
Manfaat/fungsi                                    :
Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe
mempunyai beberapa khasiat, seperti dapat mencegah dan mengendalikan
diare, mempercepat proses penyembuhan duodenitis, memperlancar
pencernaan, dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat
mengurangi toksisitas, meningkatkan vitalitas, mencegah anemia,
menghambat ketuaan, serta mampu menghambat resiko jantung
koroner, penyakit gula, dan kanker.



2.      Keju

Mikroorganisme yang berperan : Lactobacillus dan Streptococcus
            Cara pembuatan                      :

                  
                              Gambar : Keju merupakan hasil olahan susu


·         Pengasaman
·         Pengentalan
·         Pengolahan dadih
·         Persiapansebelum pematangan
·         Pencetakan
·         Penekanan
·         Pengasinan
·         Pematangan
·         Teknik khusus
·         Peregangan (Stretching)
·         Cheddaring
·         Pencucian
·         Pembakaran


Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat.Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90oC atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 300C. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi
cairan whey dan dadih padat, kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur
32oC – 420oC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk
membuang air dan disimpan agar matang.




Manfaat/fungsi                                    :
Keju mengandung kalsium, protein, dan fosfor dalam jumlah banyak karena keju merupakan konsentrat dari susu. Kandungan protein dalam 100 gr keju jenis cottage mampu mencukupi kebutuhan harian sebesar 25%. Profil asam aminonya juga lengkap termasuk jenis BCAAs (isoleucine, leucine, dan valine) sehingga berperan dalam sintesis protein untuk pembangun jaringan otot, metabolisme sel-sel tubuh, dan tulang. Juga kaya vitamin B12 , B6, A
Kaya riboflavin yang bermanfaat membantu metabolisme karbohidrat dan menjaga kesehatan membran mukosa.
Kaya selenium yang penting untuk sintesa suatu enzim antioksidan.
Kaya fosfor yang bermanfaat sebagai pembentuk ATP untuk produksi energi, pembentuk tulang dan gigi, dan keseimbangan asam basa.
Kaya kalsium yang penting untuk pembentukan tulang dan gigi, pembekuan darah pada luka, menjaga fungsi syaraf, otot, dan irama jantung.
Beberapa studi juga membuktikan jika konsumsi keju dapat mencegah kerusakan gigi.
Keju juga mengandung tryptophan, sejenis asam amino yang mampu meredakan stress dan membantu tidur.
Kandungan kalori dan karbohidratnya juga sangat rendah sehingga cocok sebagai makanan diet.
Dari beberapa hasil penelitian mengkonsumsi keju dapat mengurangi gejala sindrom pra menstruasi dan memperkuat tulang. Kandungan beragam mineral yang tinggi pada keju sangat baik untuk melindungi gigi dari karies, ini dikarenakan unsur tadi dapat memperkuat mineralisasi email pada gigi.









Bioteknologi Modern
1.      Kultur Jaringan

Kultur jaringan adalah memelihara jaringan pada suatu media berisi zat makanan dalam kondisi aseptik (bebas kuman) untuk ditumbuhkan menjadi individu baru yang memilki sifat sama seperti pada induknya.
            Bagian tumbuhan yang akan dikultur dapat berupa potongan akar, daun, atau batang. Dapat ditumbuhkan menjadi individu baru asalkan dikultur dalam medium yang sesuai. Kemampuan sel untuk tumbuh menjadi individu baru totipotensi. Umumnya, tumbuhan memilki daya totipotensi rendah sehingga tidak dapat tumbuhan menjadi individu baru.
            Bagian tumbuhan yang akan dikultur dapat berupa jaringan yang disebut eksplan. Eksplan dimasukkan ke dalam medium khusus berisi nutrisi. Nutrisi dapat berupa larutan pupuk yang mengandung unsur makro ( C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg) dan unsur mikro (Zn,  Mn, Mo, Al, Fe, B, Cu, Cl), asam amino, gula, vitamin, dan hormon. Setelah beberapa hari, sel-sel ini dapat dipisah-pisah, kemudian dimasukkan ke dalam medium khusus sehingga tumbuh membentuk tanaman kecil yang berakar, berbatang, daun berdaun(disebut plantet). Plantet kemudian dipindahkan ke medium tanah agar tumbuh menjadi tanaman baru. Dari sepotong eksplan , dapat tumbuh beribu-ribu tanaman yang baru. Kultur ajringan dapat dapat disimpan dan diawetkan pada suhu rendah.
Gambar Skema menanam tanaman dengan teknik kultur jaringan.

            Manfaat Keuntungan Kultur Jaringan :
·         Dalam waktu singkat dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak
·         Sifat tanaman yang dikultur sesuai dengan sifat induknya
·         Tanaman yang dihasilkan lebih cepat berproduksi
·         Tidak membutukan area tanam yang luas
·         Untuk membiakkan nya tidak perlu menunggu tanaman dewasa.

2.       Kloning
Pengertian kloning merupakan perbanyakan sel maupun individu secara vegetatif
(aseksual) sehingga menghasilkan individu yang identik sama dan seragam dengan
induknya.
Kloning dapat dilakukan pada tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan misalnya
ketela rambat, pisang, jahe, tebu, nanas, teh, kopi, mangga, dan kunyit. Kegiatan lain
yang termasuk kloning seperti menyetek, menyangkok, dan menyambung secara
kovensional. Kloning dapat juga dilakukan secara modern.
Teknologi kloning modern dilakukan melalui teknik kultur jaringan. Kultur
jaringan adalah pengembangbiakan tanaman secara vegetatif dari bagian-bagian
jaringan badan (somatie) tanaman di dalam kultur aseptik (bebas kuman) dengan
lingkungan yang terkontrol. Contoh tumbuhan yang sering digunakan untuk kultur
jaringan (invitro) misalnya ubi batang dan tanaman anggrek. Umumnya bagian
tanaman yang akan dikultur masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem
seperti daun muda, ujung akar, ujung batang, atau keping biji. Langkah-langkah
sederhana kultur jaringan (invitro):
·         Pilih bagian meristem tanaman yang akan dikultur.
·         Potonglah kecil-kecil bagian tanaman yang dikultur (sebagai eksplan) keadaan
aseptik,
·         Letakkan potongan kecil (eksplan) ke dalam medium botol/cawan yang berisi
nutrisi dan hormon (dalam keadaan steril).
·         Setelah beberapa waktu bagian permukaan akan terjadi pembelahan dan membentuk
gumpalan seragam (kalus).
·         Setelah terbentuk kalus kemudian pindahkan ke medium yang cocok selanjutnya
menjadi tanaman kecil yang lengkap (planet).
·         Tanaman kecil siap ditanam di medium tanah.

     
                                                                       Gambar Teknik kultur invitro
Kloning pada hewan dapat dilakukan seperti halnya pada tumbuhan. Kloning
merupakan perbanyakan secara vegetatif (aseksual) pada tumbuhan dan hewan untuk
menghasilkan tumbuhan dan hewan dalam jumlah besar, waktu relatif singkat, tetapi
secara genetik seragam. Teknik kloning hewan dengan memindahkan inti (transfer
nucleus) dan inti yang diambil tidak harus dari sel-sel blastula (blastosis).
Jenis hewan yang pernah dilakukan teknik kloning seperti katak, domba, kucing,
sapi, babi, kera, ikan karper, bahkan manusia (bayi tabung), karena teknologi kloning
hewan lebih rumit dari kloning tumbuhan, di sini akan dibahas secara sederhana
untuk mengenal kloning hewan.

a.       Pengkloningan katak

Langkah teknik pengkloningan
·         Mengambil inti sel khusus katak betina, memilih 2n kromosom.
·         Menyediakan ovum yang telah dibuahi (ovumnya tanpa inti), terbentuk zigot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar