Jumat, 08 Mei 2015

Rangkuman Perkembangan Penulisan Sejarah di Indonesia


Perkembangan Penulisan Sejarah di Indonesia
a.     Penulisan sejarah Hindu-Budda dan Islam
Penulisan pada jaman ini berpusat pada masalah masalah pemerintahan dari raja-raja yang berkuasa. Penulisan nya bersifat istana sentris, yaitu berpusat pada keinginan dan kepentingan raja.
Penulisan yang penting pada masa Hindu-Buddha lebih banyak pada batu-batu besar, yang dikenal dengan nama prasasti. Tujuan nya adalah agar generasi penerus dapat mengetahui bahwa ada suatu peristiwa penting yang terjadi dalam suatu kerajaan pada saat seorang raja memerintah. Contohnya, prasasti dari kerajaan mataram Hindu menyatakan bahwa sanjaya berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang bernama Bhumi Mataram. Prasasti tersebut menulis langkah-langkah yang dilakukan oleh raja Sanjaya dalam mendirikan kerajaan itu.
Penulisan suatu peristiwa yang terjadi pada masa kekuasaan raja-raja islam ditulis dalam kitab-kitab. Sebagaimana pada masa Hindu-Buddha penulisan nya mengikuti petunjuk raja. Contoh tulisan atau kitab pada masa itu adalah kitab kerajaan Aceh yang berjudul Bustanu`Issalatin. Kitab ini menulis sejarah kerajaan aceh. Selain sebagian besar berisi tentang masalah politik, kitab-kitab pada masa kerajaan islam berisi pula tentang kehidupan masyarakatnya dalam bidang lain seperti keagamaan, sosial, dan ekonomi.
b.     Penulisan Sejarah masa Kolonial
Kekuasaan bangsa eropa di Indonesia yaitu penulisan peristiwa sejarah lebih bertujuan untuk memperkokoh kekuasaan mereka di Indonesia. Selain itu, tulisan mereka merupakan sarana propaganda untuk kepentingan merka sekaligus untuk mengendurkan semangat perlawanan para pahlawan . Misalnya mereka mengklaim membawa misi mulia, yaitu memajukan bangsa Indonesia sedemikian rupa sehingga sejajar dengan bangsa barat-barat itu. Dalam kenyataan, penindasanlah yang didapat bangsa Indonesia.
Pilihan kata yang mereka buat dalam tulisan mereka sangat merugikan bangsa Indonesia. Contoh nya, Belanda menganggap perlawanan pangeran Diponegoro sebagai suatu pemberontakan padahal bangsa Indonesia melihat bahwa perlawanan yang dilakukan itu merupakan suatu perjuangan.
c.      Penulisan Sejarah Masa Pergerakan Nasional Indonesia
Pada jaman pergerakan nasional Indonesia, tulisan-tulisan yang dibuat berperan dalam membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Dengan tulisan-tulisan ini, rakyat Indonesia menyadari dirinya sebagai bangsa tertindas. Ketertindasan ini membangkitkan semangat berjuang untuk membebaskan diri. Terbesit pula dalam ingatan para penulis mengenai kejayaan bangsa Indonesia pada masa lampau, yaitu kejayaan kerajaan sriwijaya dan kerajaan majapahit. Ingatan ini sering membangkitkan semangat untuk berjuang
d.     Penulisan Sejarah Masa Indonesia Merdeka
Penulisan sejarah pada masa Indonesia merdeka berorientasi pada masa depan bangsa dan negara Indonesia yang telah berhasil diproklamasikan tanggal 17 agustus 1945. Dalam penulisan sejarah ini, pihak penulis berusaha untuk mengungkapkan sedemikian rupa tentang sejarah yang pernah terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Penulisan sejarah itu bertujuan agar dengan memahami sejarah yang penuh penindasan dan keterbelakangan, bangsa Indonesia terangsang untuk bahu membahu mengisi kemerdekaan; Kemerdekaan yang telah diraih dengan ribuan nyawa para pejuang. Penulisan sejarah juga bertujuan agar pengalaman buruk yang dialami oleh bangsa Indonesia dimasa lampau tidak terulang lagi di kemudian hari.







Material-material yang Digunakan Untuk Menulis
Dluwang : Dluwang merupakan sejenis material halus yang menyerupai kayu yang terbuat dari kulit kayu pohon mulberry. Dluwang banyak digunakan di jawa untuk menulis tulisan yang berbahasa Arab dan Jawa.

Batu : Prasasti yang terbuat dari batu menjadi sarana untuk menulis seperti prasasti-prasasti yang ditemukan di kerajaan Kutai yang menggunakan huruf pallawa dan berangka tahun 400 M.



Perunggu : Perunggu yang bisa bertahan ribuan tahun biasanya digunakan sebagai bahan untuk menulis, seperti temuan lempengan perunggu peninggalan kerajaan Majapahit (abad ke-13-15 M) ini.
Bambu : tulisan pada bambu banyak ditemukan di Sumatera terutama didaerah Batak, lampung, dan Rejang.
Daun Lontar : Daun lontar sangat umum digunakan masyarakat Indonesia masa lalu sebagai bahan untuk menulis di Jawa, Bali, dan Lombok.





Kayu : Ukiran kayu yang berisikan tulisan berbahasa Melayu dan Arab biasanya terdapat pada bangunan rumah dan masjid.


Kertas : Penggunaan kertas sebagai bahan untuk menulis diyakini berkaitan erat dengan penyebaran agama Islam oleh bangsa arab sekitar ke-13. Banyak naskah peninggalan msa lalu yeng berbahasa Arab, Melayu, Jawa, Madura, Bugis, Makassar ditulis di atas kertas. Kedatangan bangsa Eropa telah mengenalkan kertas yang bermutu tinggi, seperti yang tertuang pada naskah Serat Babad Mangkuratan yang berangka tahun 1813.
Logam Mulia : Logam dari emas dan perak digunakan sebagai bahan untuk menulis terutama untuk lambang-lambang kebesaran kerajaan, seperti kipas yang biasa digunakan untuk keperluan upacara di kerajaan Johor-Riau.
Kain : kain tenun atau kain yang dicetak dengan ayat-ayat Al quran digunakan sebagai azimat seperti sebuah baju yang dibordir dengan motif Al Quran yang ditemukan di Lombok (Nusa Tenggara Barat).
Kulit Kayu : Lapisan dalam kulit kayu alim, digunakan para tukang ramal dari Batak untuk menulis catatan magis yang disebut Pustaha. Beberapa pustaha berisikan diagram-diagram magis yang ditulis dengan tinta merah dan hitam.
Daun nifah : Daun nifah yang lebih tipis dari daun lontar juga bisa digunakan sebagai bahan untuk menulis. Namun, tidak seperti daun lontar yang biasa menggunakan pisau untuk menggores tulisan, maka tinta digunakan sebagai alat tulis untuk menulis di atas daun nifah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar