Name
: Veronica Kristiasie
Class
: IX - 3
Bioteknologi
Konvensional
1. Tempe
Mikroorganisme yang berperan : Rhizopus stoloniferus.
Cara
pembuatan :
·
Perendaman Kacang
kedelai direndam dalam air mengalir ± 8 jam agar kulitnya mudah lepas
·
Pelepasan Kulit
Tujuannya
agar ragi dapat tumbuh dengan baik karena mendapat makanan yang cukup.
·
Perebusan
Tujuannya
agar kedelai lebih mudah dicerna, mempermudah pertumbuhan ragi, menghilangkan
bau dan menambah cita rasa.
·
Pengeringan
Setelah
direbus, kedelai didinginkan dan ditiriskan sampai permukaan menjadi kering
agar terhindar dari pertumbuhan mikroba yang tidak dikehendaki.
·
Pemberian Ragi
kedelai ditaburi dengan ragi kemudian
diaduk-aduk sampai benar-benar rata.
·
Pembungkusan
Campuran
kedelai dan ragi dibungkus dengan daun pisang atau plastic yang
berlobang-lobang dalam bentuk dan ukuran tertentu sesuai selera masing-masing.
·
Pemeraman
bungkusan-bungkusan tersebut kemudian
disimpan pada suhu 30oC selama 24 jam
Manfaat/fungsi
:
Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di
samping itu tempe
mempunyai beberapa khasiat, seperti
dapat mencegah dan mengendalikan
diare, mempercepat proses penyembuhan
duodenitis, memperlancar
pencernaan, dapat menurunkan kadar
kolesterol, dapat
mengurangi toksisitas, meningkatkan
vitalitas, mencegah anemia,
menghambat ketuaan, serta mampu
menghambat resiko jantung
koroner, penyakit gula, dan kanker.
2. Keju
Mikroorganisme
yang berperan : Lactobacillus dan Streptococcus
Cara
pembuatan :
Gambar : Keju merupakan
hasil olahan susu
·
Pengasaman
·
Pengentalan
·
Pengolahan dadih
·
Persiapansebelum
pematangan
·
Pencetakan
·
Penekanan
·
Pengasinan
·
Pematangan
·
Teknik khusus
·
Peregangan (Stretching)
·
Cheddaring
·
Pencucian
·
Pembakaran
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri
asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan
laktosa dalam susu menjadi asam laktat.Proses pembuatan keju diawali dengan
pemanasan susu dengan suhu 90oC atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai
300C. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari kegiatan bakteri
tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi
cairan
whey dan dadih padat, kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda
untuk mengumpulkan dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim
buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada
temperatur
32oC
– 420oC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk
membuang
air dan disimpan agar matang.
Manfaat/fungsi
:
Keju
mengandung kalsium, protein, dan fosfor dalam jumlah banyak karena keju
merupakan konsentrat dari susu. Kandungan protein dalam 100 gr keju jenis
cottage mampu mencukupi kebutuhan harian sebesar 25%. Profil asam aminonya juga
lengkap termasuk jenis BCAAs (isoleucine, leucine, dan valine) sehingga
berperan dalam sintesis protein untuk pembangun jaringan otot, metabolisme
sel-sel tubuh, dan tulang. Juga kaya vitamin B12 , B6, A
Kaya
riboflavin yang bermanfaat membantu metabolisme karbohidrat dan menjaga
kesehatan membran mukosa.
Kaya
selenium yang penting untuk sintesa suatu enzim antioksidan.
Kaya
fosfor yang bermanfaat sebagai pembentuk ATP untuk produksi energi, pembentuk
tulang dan gigi, dan keseimbangan asam basa.
Kaya
kalsium yang penting untuk pembentukan tulang dan gigi, pembekuan darah pada
luka, menjaga fungsi syaraf, otot, dan irama jantung.
Beberapa
studi juga membuktikan jika konsumsi keju dapat mencegah kerusakan gigi.
Keju
juga mengandung tryptophan, sejenis asam amino yang mampu meredakan stress dan
membantu tidur.
Kandungan
kalori dan karbohidratnya juga sangat rendah sehingga cocok sebagai makanan
diet.
Dari beberapa hasil penelitian
mengkonsumsi keju dapat mengurangi gejala sindrom pra menstruasi dan memperkuat
tulang. Kandungan beragam mineral yang tinggi pada keju sangat baik untuk
melindungi gigi dari karies, ini dikarenakan unsur tadi dapat memperkuat
mineralisasi email pada gigi.
Bioteknologi Modern
1. Kultur
Jaringan
Kultur jaringan adalah memelihara
jaringan pada suatu media berisi zat makanan dalam kondisi aseptik (bebas
kuman) untuk ditumbuhkan menjadi individu baru yang memilki sifat sama seperti
pada induknya.
Bagian tumbuhan yang akan dikultur
dapat berupa potongan akar, daun, atau batang. Dapat ditumbuhkan menjadi
individu baru asalkan dikultur dalam medium yang sesuai. Kemampuan sel untuk
tumbuh menjadi individu baru totipotensi. Umumnya, tumbuhan memilki daya
totipotensi rendah sehingga tidak dapat tumbuhan menjadi individu baru.
Bagian tumbuhan yang akan dikultur
dapat berupa jaringan yang disebut eksplan. Eksplan dimasukkan ke dalam medium
khusus berisi nutrisi. Nutrisi dapat berupa larutan pupuk yang mengandung unsur
makro ( C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg) dan unsur mikro (Zn, Mn, Mo, Al, Fe, B, Cu, Cl), asam amino, gula,
vitamin, dan hormon. Setelah beberapa hari, sel-sel ini dapat dipisah-pisah,
kemudian dimasukkan ke dalam medium khusus sehingga tumbuh membentuk tanaman
kecil yang berakar, berbatang, daun berdaun(disebut plantet). Plantet kemudian
dipindahkan ke medium tanah agar tumbuh menjadi tanaman baru. Dari sepotong
eksplan , dapat tumbuh beribu-ribu tanaman yang baru. Kultur ajringan dapat
dapat disimpan dan diawetkan pada suhu rendah.
Gambar
Skema menanam tanaman dengan teknik kultur jaringan.
Manfaat Keuntungan Kultur Jaringan :
·
Dalam waktu singkat
dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak
·
Sifat tanaman yang
dikultur sesuai dengan sifat induknya
·
Tanaman yang dihasilkan
lebih cepat berproduksi
·
Tidak membutukan area
tanam yang luas
·
Untuk membiakkan nya
tidak perlu menunggu tanaman dewasa.
2. Kloning
Pengertian
kloning merupakan perbanyakan sel maupun individu secara vegetatif
(aseksual)
sehingga menghasilkan individu yang identik sama dan seragam dengan
induknya.
Kloning
dapat dilakukan pada tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan misalnya
ketela
rambat, pisang, jahe, tebu, nanas, teh, kopi, mangga, dan kunyit. Kegiatan lain
yang
termasuk kloning seperti menyetek, menyangkok, dan menyambung secara
kovensional.
Kloning dapat juga dilakukan secara modern.
Teknologi
kloning modern dilakukan melalui teknik kultur jaringan. Kultur
jaringan
adalah pengembangbiakan tanaman secara vegetatif dari bagian-bagian
jaringan
badan (somatie) tanaman di dalam kultur aseptik (bebas kuman) dengan
lingkungan
yang terkontrol. Contoh tumbuhan yang sering digunakan untuk kultur
jaringan
(invitro) misalnya ubi batang dan tanaman anggrek. Umumnya bagian
tanaman
yang akan dikultur masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem
seperti
daun muda, ujung akar, ujung batang, atau keping biji. Langkah-langkah
sederhana
kultur jaringan (invitro):
·
Pilih bagian meristem
tanaman yang akan dikultur.
·
Potonglah kecil-kecil
bagian tanaman yang dikultur (sebagai eksplan) keadaan
aseptik,
·
Letakkan potongan kecil
(eksplan) ke dalam medium botol/cawan yang berisi
nutrisi
dan hormon (dalam keadaan steril).
·
Setelah beberapa waktu
bagian permukaan akan terjadi pembelahan dan membentuk
gumpalan
seragam (kalus).
·
Setelah terbentuk kalus
kemudian pindahkan ke medium yang cocok selanjutnya
menjadi
tanaman kecil yang lengkap (planet).
·
Tanaman kecil siap
ditanam di medium tanah.
Gambar Teknik kultur invitro
Kloning
pada hewan dapat dilakukan seperti halnya pada tumbuhan. Kloning
merupakan
perbanyakan secara vegetatif (aseksual) pada tumbuhan dan hewan untuk
menghasilkan
tumbuhan dan hewan dalam jumlah besar, waktu relatif singkat, tetapi
secara
genetik seragam. Teknik kloning hewan dengan memindahkan inti (transfer
nucleus)
dan inti yang diambil tidak harus dari sel-sel blastula (blastosis).
Jenis
hewan yang pernah dilakukan teknik kloning seperti katak, domba, kucing,
sapi,
babi, kera, ikan karper, bahkan manusia (bayi tabung), karena teknologi kloning
hewan
lebih rumit dari kloning tumbuhan, di sini akan dibahas secara sederhana
untuk
mengenal kloning hewan.
a. Pengkloningan
katak
Langkah teknik pengkloningan
·
Mengambil inti sel
khusus katak betina, memilih 2n kromosom.
·
Menyediakan ovum yang
telah dibuahi (ovumnya tanpa inti), terbentuk zigot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar