DISUSUN OLEH :
VERONICA KRISTIASIE
XII IA 6
SMA Negeri 2
PALANGKARAYA
2014
I. JUDUL
PRAKTIKUM : KOROSI PADA PAKU BESI
II. TUJUAN
PRAKTIKUM :
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi (karat) besi. Juga untuk mengetahui paku yang lebih cepat
dan banyak perkaratannya.
III. DASAR
TEORI :
A. Pengertian Besi dan Korosi
1. Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi
(tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang
bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai
simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya
Hal itu karena beberapa
hal, diantaranya:
• Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
• Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
• Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
• Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
• Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
• Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
2. Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan
berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi
yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi .
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi .
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi
dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan
untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi
dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
Faktor yang
mempengaruhi Korosi
Korosi pada
permukaan suatu logam dapat dipercepat oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Oksigen
terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan
dalam sebagian proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi
akan naik.
2. Zat
padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved
solid ) → konsentrasi TDS sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS
merupakan penghantar arus listrik yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS.
Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh karena
itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik.
3. pH
dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi, pada
umumnya pH dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik. Peristiwa
korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena
adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu: 2H+(aq) + 2e-
→ H2
4. Temperatur →
makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan naiknya
temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
5. Tipe
logam yang digunakan untuk pipa dan
perlengkapan pipa → logam yang mudah memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi,
akan mudah terkorosi.
6. Aliran
listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh
korosi sangat lemah dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara
logam-logam yang berbeda, sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana
aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan
menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan yang
tidak menggunakan aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.
7. B a
k t e r i → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat
korosi, karena mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan
hidrogen sulfida (H2S), selama masa putaran hidupnya. CO2 akan
menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S
dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42–)
oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi
bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi.
Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron
bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandung
besi.
B. Penyebab korosi dan Pengendalian korosi
1. Penyebab korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap
korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri
dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur
bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa
dapat mempercepat proses korosi peralatan
elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta
persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri,
bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3)
merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada
suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah
terlepas ke udara.
2. Pengendalian korosi
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi
umur berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya
korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless
steel). Akan tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.
2. Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.
2. Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
4. Tin plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink).
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
6. Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak
7.
Sacrificial protection (pengorbanan anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
IV. ALAT
DAN BAHAN :
·
ALAT :
1) 5
buah tabung reaksi
2) 5
paku besi
3) Kapas
·
BAHAN :
1) 5
mL Air suling
2) 2
gram kristal CaCl2
3) 10
mL minyak tanah
V.
CARA KERJA :
1. Ambillah
5 tabung reaksi , kemudian :
a) Tambahkan
5 mL air suling kedalam tabung 1
b) Tambahkan
2 gram kristal CaCl2 kemudian kapas kering kedalam tabung 2
c) Tambahkan
air yang sudah dididihkan kedalam tabung 3 hingga hampir penuh
d) Tambahkan
kira-kira 10mL minyak tanah kedalam tabung 4.
2. Amplaslah
4 batang paku besi hingga bersih, kemudian masukan masing-masing satu kedalam
tabung reaksi pada prosedur 1 di atas
3. Tutup
tabung 2 dan 3 dengan prop(sumbat) karet sampai rapat (lihat gambar).
4. Simpanlah
tabung-tabung tersebut selama 3 hari lebih, kemudian amati apa yang terjadi.
VI. TABEL
PENGAMATAN :
No.
|
Tabung
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
I
|
Tabung diisi dengan 5 mL air
suling dan dimasukkan paku besi kedalam nya
( didiamkan selama ±3
hari )
|
Paku berkarat dan timbul
endapan di dasar tabung
|
2.
|
II
|
Masukkan kedalam tabung 2 gram kristal CaCl2, kemudian
tambahkan kapas kering, lalu masukkan
paku besi,tutup tabung dengan prop (sumbat) karet sampai rapat.
(diamkan selama ±
3 hari)
|
Tidak terjadi perkaratan
|
3.
|
III
|
masukkan air mendidih kedalam
tabung sampai tabung penuh kemudian masukan paku , lalu tutup tabung dengan
prop (sumbat) karet sampai rapat. (diamkan selama ±
3 hari)
|
Paku tidak berkarat tetapi
timbul lumut di dasar tabung
|
4.
|
IV
|
masukan minyak tanah kedalam
tabung kemudian masukan paku (diamkan selama ±
3 hari)
|
Tidak ada perubahan terhadap
paku yaitu paku tidak mengalami perkaratan
|
5.
|
V
|
Paku dimasukkan di tabung yang
bebas oksigen
|
Paku berkarat
|
VII.
ANALISIS DATA / PERTANYAAN :
1) Apakah
tabung dimana paku berkarat terdapat oksigen dan air ?
Ya
2) Apakah
tabung dimana paku tidak berkarat tidak terdapat oksigen atau air? Ya
3) Kesimpulan
: Proses korosi besi lebih cepat terjadi pada tabung yang berisi air karena air
dapat mengikat oksigen, pada tabung yang ditutupi penutup tabung tidak bisa
masuk sehingga tidak terjadi perkaratan atau korosi.
VIII. PEMBAHASAN
:
Pada tabung I Diisikan 5 mL air
suling dan dimasukkan paku besi kedalam nya. Sesudah didiamkan selama lebih
dari 3 hari terjadi perkaratan pada paku
besi hal ini disebabkan perkaratan pada paku di pengaruhi oleh Oksigen dan Air
Pada tabung II Diisikan 2 gram
kristal CaCl2, ditambahkan kapas kering, paku besi,tutup tabung
dengan prop (sumbat) karet. Pada tabung II Tidak terjadi perkaratan karena
tabung ditutup sehingga oksigen tidak dapat masuk dan juga didalam tabung
terdapat CaCl2 adalah zat yang bersifat higroskopis
(menyerap
air), sehingga udara dalam tabung yang mengandung zat itu akan bersifat kering.
Pada tabung III
yang dimasukkan air mendidih kedalam tabung hingga hampir penuh ,tutup tabung
dengan prop (sumbat) karet. Tidak terjadi perkaratan karena air yang sudah didihkan
kehilangan oksigen terlarut yang menyebabkan paku besi tidak berkarat.
Pada tabung IV
paku besi dimasukan kedalam tabung yang berisi minyak tanah tidak terjadi
perkaratan itu dikarenakan , walaupun
ada udara yang masuk kedalam tabung akan tetapi minyak tanah dapat menghambat
terjadinya korosi karena E0-nya kecil. Hal ini menunjukkan bahwa
minyak tanah adalah media yang dapat menghambat korosi.
Pada tabung V
paku dimasukan kedalam tabung bebas oksigen. Terjadi perkaratan . karena perkaratan
pada paku tersebut di pengaruhi oleh Oksigen dan Air.
IX. KESIMPULAN
DAN SARAN :
Kesimpulan
1. Korosi adalah proses suatu logam mengalami reaksi oksidasi di udara bebas. Korosi juga
merupakan reaksi redoks antara logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan menghasilkan
senyawa yang tidak dikehendaki. Senyawa tersebut biasanya berupa oksida logam
atau logam karbonat.
2. Dari
percobaan atau pengamatan tersebut bisa kita dapatkan bahwa paku yang paling
cepat berkarat adalah paku yang di dalam gelas yang di isi air tanpa di tutup,
karena perkaratan pada paku tersebut di pengaruhi oleh Oksigen dan Air. Paku
yang tidak dapat berkarat adalah paku yang dibiarkan kering terbuka dan
tertutup.
3. Dari hasil pratikum tersebut saya dapat
menyimpulkan bahwa paku yang tidak mengalami korosi terjadi pada paku ditabung
II, III, IV hal ini bisa terjadi karena
tidak ada kontak langsung antara oksigen.
Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah satu faktor
korosi adanya kontak antara udara dan air.Agar tidak terjadi korosi pada besi
jangan sampai besi terkontaminasi dengan air atau larutan yang dapat
menyebabkan oksidasi sehingga besi dapat berkarat. Jika kita menghindarkan besi
dari air, maka besi tidak dapat bereaksi dengan oksigen yang dapat membuatnya berkarat.
4. Faktor yang
menyebabkan terjadinya korosi :
© Oksigen
© Air
© Keektrolitan larutan
© Permukaan logam
© Sel
elektrokimia
SARAN :
Setiap melakukan praktikum
diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur kerja serta memperhatikan
keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak referensi guna
memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam penyusunan laporan praktikum.
Dalam
melakukan percobaan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor
yang mempercepat korosi, sebaiknya dilakukan dengan sangat teliti, di antaranya
membersihkan paku hingga benar-benar bersih, dan pada tabung tertentu yang
tidak boleh mengandung oksigen, sebaiknya melakukan penutupan tabung secepat
mungkin dan serapat mungkin, agar kondisi tabung menjadi tanpa oksigen.
X.
LAMPIRAN :
XI. DAFTAR
PUSTAKA :
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium